LAURA SEKSI - Untuk Remaja Teredukasi Kesehatan Reproduksi

Dilihat : 420 Kali, Updated: Jumat, 26 September 2025
LAURA SEKSI - Untuk Remaja Teredukasi Kesehatan Reproduksi

Otimalisasi Literasi Digital Dalam

Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui

 Inovasi `LAskar Usia RemajA SEhat reproduKSI` (LAURA SEKSI)

 Puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Banyumas

(Oleh : dr.Anik Puspitasari) 

Secara Psikologis masa remaja adalah usia saat individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia saat anak tidak lagi merasa dibawah Tingkat orang yang lebih tua, melainkan berada dalam Tingkat yang sama. Lapu (2010) juga menuliskan bahwa masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak – kanak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis dan psikososial.

Ditengah gejolak pencarian jati diri dan penyesuaian terhadap lingkungan baru terdapat satu aspek penting yang sering terabaikan yaitu kesehatan reproduksi. Ironisnya aspek ini masih dianggap tabu di banyak kalangan baik dalam lingkungan keluarga, pendidikan, maupun masyarakat secara umum.

Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional serta kementrian Kesehatan mayoritas remaja Indonesia belum memiliki pemahaman yang memadai tentang Kesehatan reproduksi. edukasi yang diberikan  sering kali bersifat terbatas dan kurang komprehensif.Akibatnya banyak remaja yang beralih ke internet untuk mencari informasi  tanpa dibekali kemampuan literasi digital yang memadai.

Remaja Adalah cerminan masa depan sebuah bangsa, termasuk Indonesia yang saat ini didominasi oleh Generasi Z. Generasi Z adalah kelompok usia yang lahir  di era digital dan tumbuh Bersama teknologi. Generasi ini menghadapi tantangan yang jauh berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.

Remaja Adalah cerminan masa depan sebuah bangsa, termasuk Indonesia yang saat ini didominasi oleh Generasi Z. Generasi Z adalah kelompok usia yang lahir  di era digital dan tumbuh Bersama teknologi. Generasi ini menghadapi tantangan yang jauh berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk Indonesia pada semester I tahun 2025 adalah 286,7 juta jiwa dengan mayoritas di dominasi oleh remaja. Dari total tersebut kelompok usia 10-14 tahun sekitar 22,02 juta jiwa (7,74% dari total populasi), kelompok usia 15-19 tahun: sekitar 22,09 juta jiwa (7,77% dari total populasi).

Setelah gen Z adalah generasi Alpha yang juga menjadi penentu kebijakan strategis di maa depan. Bukan tanpa alas an jika generasi Z dan generasi Alpha digadang – gadang sebagai tumpuan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Namun dibalik potensi besar yang dimiliki, masalah remaja tidak dapat diabaikan. Ditengah perkembangan tehnologi yang pesat, tantangan generasi Z semakin kompleks. Dari tekanan sosial, perubahan gaya hidup, hingga kecenderungan pada pola interaksi digital yang intens.

Akses tak terbatas ke informasi di era digital mengahadirkan tantangan serius bagi Kesehatan reproduksi remaja. Informasi yang tidak akurat, mis informasi, bahkan memicu kebingungan, kecemasan, dan perilaku beresiko.

Karena itu penguatan dalam bentuk literasi digital perlu dioptimalkan, peran keluarga, inovasi program Kesehatan reproduksi yang adaptif dan penguatan kaderisasi dari remaja  untuk remaja Kembali menjadi kunci mengatasi dampak negatif tersebut.

Dengan mengintegrasikan edukasi dengan pendekatan literasi digital berbasis komunitas, inovasi “Laskar Usia Remaja Sehat Reproduksi (LAURA SEKSI)”  dikembangkan oleh Puskesmas Kedungbanteng.

Baca Juga : Mengenal Malaria - Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

 

Latar Belakang hadirnya inovasi “LAURA SEKSI” tidak terlepas dari data  Puskesmas Kedungbanteng pada tahun 2024 masih terjadi kehamilan di luar nikah (KTD / Kehamilan Tidak Diinginkan) sebanyak 11 orang, terdapat 1 kasus perdarahan hamil trimester awal dengan meminum obat – obatan penggugur kandungan yang dibeli secara online pada kehamilan di luar nikah dan 1 kasus BBLR,Partus Prematurus, Eklamsia pasca persalinan pada usia remaja dengan kehamilan di luar nikah. Dan semua kasus tersebut terjadi pada usia < 20 tahun. Sehingga menambah jumlah Ibu Hamil Resiko tinggi Usia muda (< 20 tahun) pada tahun 2024 sebanyak 28 orang dari 135 total Bumil Risti ( 20,7 %).

Tujuan utama dari inovasi “LAURA SEKSI”   menurunnya Angka kehamilan resiko tinggi di Kecamatan Kedungbanteng. Selain itu , inovasi ini juga bertujuan meningkatkan pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi melalui literasi digital, pembentukan komunitas “Laskar Usia Remaja” yang menjadi wadah  untuk diskusi tentang semua permasalahan pada remaja dengan kegiatan – kegiatan positif melalui pendekatan yang menyenangkan namun mendalam, mencegah perilaku beresiko seperti seks bebas dan pernikahan dini dengan mengoptimalkan peran Orangtua, masyarakat berbasis digital tehnologi, eningkatkan kesadaran akan kesehatan reproduksi secara komprehensif. Tujuan jangka Panjang dari inovasi ini adalah menyiapkan generasi muda yang sehat secara fisik, emosional dan sosial.

Kegiatan – kegiatan dalam inovasi ini yaitu terbentuknya komunitas “ Laskar  Usia Remaja”, NOBAR ( Nonton Bareng) video pendek remaja, FGD, dan konseling tentang permasalahan remaja, kesehatan reproduksi dan pelaporan KTPA (Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak)  melalui link pada akun Instagram yang ada. Kedepannya akan diadakannya kegiatan berupa pembuatan edukasi – edukasi oleh sobat LAURA dalam bentuk video, live Instagram serta Talk show dengan mendatangkan dokter spesialis atau tenaga kesehatan lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang banyak terjadi pada remaja selain tentang  kesehatan reproduksi.

Pada akhirnya, kesehatan reproduksi remaja bukanlah isu sektoral semata, melainkan persoalan multi dimensional yang menuntut kerjasama dan komitmen dari semua pihak. Dengan strategi yang tepat, pemanfaatan teknologi digital serta keterlibatan aktif remaja sebagai agen perubahan dapat menciptakan generasi muda yang lebih  sadar, peduli dan bertanggung jawab terhadap kesehatan fisik dirinya sendiri.

Inovasi “ Laskar Usia Remaja Sehat Reproduksi “ bukan hanya sekedar inovasi pelayanan publik digital, tetapi juga gerakan sosial remaja untuk masa depan yang lebih sehat dan berkualitas. Dari layar kecil di genggaman tangan lahirlah langkah besar menuju generasi yang tangguh.

 

 

Komentar