Lebih mengenal DBD pada anak

Dilihat : 29 Kali, Updated: Rabu, 08 Januari 2025
Lebih mengenal DBD pada anak

Demam Berdarah Dengue (DBD)

DBD merupakan infeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina. Masa inkubasi atau periode waktu dari terpapar virus hingga munculnya gejala DBD adalah 4 hari hingga 2 minggu. 
 

Proses Terjadinya Demam Berdarah (DBD)

Akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina, virus dengue masuk ke dalam tubuh nyamuk tidak langsung aktif, melainkan mendekam dulu selama 12 hari. Proses ini bernama masa inkubasi.

Setelah masa inkubasi selesai, barulah virus aktif. Lalu, penularan DBD dari nyamuk ke manusia bisa terjadi ketika nyamuk pembawa virus tersebut menggigit manusia. 

Virus akan masuk ke dalam darah manusia dan menginfeksi sel-sel yang sehat.

Ketika tubuh mendeteksi adanya virus, sistem imun akan bereaksi dengan menghasilkan antibodi khusus yang bekerja sama dengan sel darah putih untuk melawannya.

Nah, semua proses tersebut terjadi selama masa inkubasi demam berdarah pada tubuh manusia, yang berakhir dengan munculnya gejala DBD. 

Gejala penyakit tersebut biasanya muncul sekitar 4-15 hari masa inkubasi atau setelah gigitan nyamuk pembawa virus DBD.

 

Aedes aegypti 

Fase Demam Berdarah pada Anak

Ada tiga fase demam berdarah, mulai dari gejala yang muncul pertama kali sampai tahap pemulihan. Ketiganya perlu penanganan yang berbeda-beda.

Oleh sebab itu, kenali ketiga fase demam berdarah berikut ini:

1. Fase pertama (Febrile Phase)

Pada fase demam berdarah awal, gejala DBD biasanya diawali dengan demam tinggi sampai mencapai 40 derajat Celcius. Demam ini bisa berlangsung dua sampai tujuh hari.

Selain itu, anak juga merasakan nyeri di sekujur tubuh, mulai dari otot, tulang, sendi, tenggorokan hingga kepala. 

Ciri khas lainnya dari fase demam berdarah ini yaitu kemunculan bintik-bintik merah. Hal ini bisa menandai penurunan trombosit secara signifikan sampai kurang dari 100 ribu per mikroliter darah. 

Turunnya kadar trombosit bisa terjadi dalam waktu singkat, hanya dua sampai tiga hari. Semakin banyak bintik yang keluar, artinya trombosit semakin menurun. 

Pasalnya, infeksi virus dengue mampu merusak titik-titik pembuluh kapiler dalam tubuh.

2. Fase kedua (Critical Phase)

Fase demam berdarah kedua ini terkenal juga sebagai fase kritis, sehingga orang tua wajib waspada. 

Kendati demam sudah mulai menurun dan anak tampak pulih, pendarahan masih terus terjadi di dalam tubuh. Alhasil, detak jantung dan tekanan darah  berfluktuasi. 

Dalam kasus parah, tekanan darah bisa turun ke tingkat yang sangat rendah sampai merusak organ vital, seperti ginjal dan hati.

Kondisi ini tentu saja mengancam nyawa jika tidak segera mendapatkan penanganan. 

Fase demam berdarah ini bisa terjadi tiga sampai tujuh hari setelah anak mengalami demam. Kemudian, kondisi ini berlangsung selama 24 hingga 48 jam. 

3. Fase ketiga (Recovery Phase

Setelah berhasil melalui masa kritis, anak akan memasuki fase demam berdarah yang ketiga, yaitu masa pemulihan alias recovery.

Tahapan ini terjadi dalam 48 hingga 72 jam setelah fase kritis.

Memasuki masa pemulihan, cairan yang tadinya keluar dari pembuluh darah akan masuk kembali ke pembuluh darah. 

 

Gejala DBD

Gejala DBD pada anak umumnya ditandai dengan demam. Namun, tidak hanya itu. Ada gejala lain yang perlu orang tua kenali agar DBD dapat terdeteksi sejak dini dan bisa segera ditangani. Dengan begitu, risiko terjadinya komplikasi dapat diturunkan dan anak bisa cepat sembuh.
 
Demam Berdarah Dengue (DBD) pada anak dapat ditandai dengan gejala-gejala berikut: 
  • Demam tinggi mencapai 38–40°C selama 3–14 hari
  • Nyeri kepala, otot, dan sendi
  • Mual dan muntah
  • Ruam kulit kemerahan
  • Mimisan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Pendarahan ringan dari gusi atau hidung
  • Sesak napas
  • Nafsu makan berkurang atau tidak mau menyusu sama sekali
  • Terlihat mengantuk
Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, segera bawa ke rumah sakit agar dapat ditangani sebelum menjadi lebih serius. 
 

Pengobatan dan Penanganan DBD

Hingga saat ini belum ada metode pengobatan spesifik untuk mengobati DBD. Penanganan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi, sambil membantu tubuh untuk melawan virus dengue dan sembuh secara alami.

Penanganan DBD sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan pemantauan dari dokter, hingga kondisi bayi membaik. Bila dokter mengijinkan Si Kecil dirawat di rumah, Bunda dapat melakukan beberapa hal berikut ini untuk merawat Si Kecil yang sedang sakit DBD:

  • Pastikan Si Kecil tidak kekurangan cairan atau dehidrasi. Jadi, berikan asupan cairan lebih sering dari biasanya. Bayi usia 6 bulan ke bawah hanya diperbolehkan minum ASI atau susu formula. Air putih bisa diberikan ketika usia Si Kecil sudah di atas 6 bulan.
  • Untuk meredakan demamnya, Bunda bisa memberikan obat penurun demam yang diresepkan oleh dokter.
  • Pastikan Si Kecil cukup istirahat.
 
 
Untuk mencegah DBD, Anda dapat: 
  • Menjaga kebersihan lingkungan dengan Menerapkan 3M Plus
  • Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin dan tidak menimbun barang bekas yang tidak terpakai
  • Menghilangkan genangan air
  • Menaburkan bubuk abate
  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup, mengelola stres, olahraga secara teratur
  • Memasang obat nyamuk di ruangan yang terindikasi tempat persembunyian nyamuk

 

Sumber : alodokter.com, bumame.com, halodoc.com

 
 
 
 
 

Komentar